Pemkot Solo Kaji Penghapusan Rapid Test Bagi Peserta Simulasi PTM SMP

Pemkot Solo Kaji Penghapusan Rapid Test Bagi Peserta Simulasi PTM SMP
Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mempertimbangkan penghapusan rapid test deteksi Covid-19 bagi siswa SMP beserta guru dan karyawan yang ikut simulasi pembelajaran tatap muka atau PTM.
Salah satu alasannya adalah masalah biaya yang sangat besar untuk mendanai uji cepat tersebut. Pelaksanaan simulasi PTM SMP tahap I pada Senin (2/11/2020) hingga Jumat (13/11/2020) diakhiri dengan rapid test kedua di sekolah-sekolah penyelenggara.
Sekolah-sekolah tersebut yakni SMPN 4, SMP Al Azhar Syifa Budi, dan MTs Negeri. Sebelumnya rapid test juga dilakukan sehari menjelang simulasi PTM yang diikuti total 211 guru/karyawan dan 227 siswa.
Positif Covid-19 Meledak Hingga 163 Orang Dalam 6 Hari, Boyolali Terjun Ke Zona Merah
Rapid test yang kedua pada tahap I ini juga diikuti siswa SMP calon peserta simulasi PTM tahap II yang dalam catatan Dinas Pendidikan (Disdik) Solo mencapai 239 siswa.
Kepala Disdik Solo, Etty Retnowati, berharap semua hasil uji cepat ini nonreaktif, baik peserta tahap I maupun calon peserta tahap II November. “Harapan kami tentu semua hasilnya nonreaktif. Sehingga simulasi PTM berikutnya pada November ini [dengan peserta berbeda] bisa berlanjut. Karena pendidikan harus diteruskan,” ujarnya, Jumat.
Perluasan
Jika tidak ada peserta yang reaktif dan simulasi PTM berjalan lancar, dalam arti siswa sudah patuh dengan protokol kesehatan, Disdik berencana melakukan perluasan pada Desember nanti.
Perluasan ini dapat berupa penambahan jam belajar dan jumlah peserta penyelenggara simulasi PTM, hingga perluasan ke sekolah lain.
Pada sisi lain, semakin banyak peserta simulasi PTM SMP maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan Pemkot Solo termasuk untuk rapid test.
“Kalau pelaksanaan ini berikutnya lancar, simulasi PTM bisa kami perluas. Ini berarti bertambah pula siswa yang ikut. Tentunya kalau harus rapid test semuanya biayanya akan sangat besar. Sehingga ada pertimbangan rapid test nantinya ditiadakan,” imbuhnya.
Namun, Etty menambahkan hal tersebut akan bergantung kepada keputusan Satgas Penanganan Covid-19 dan kebijakan Wali Kota FX Hadi Rudyatmo. “Nanti keputusannya kan ada pada Satgas dan Wakil Kota,” ujarnya.