Webinar Unsoed, Dorong Kewirausahaan Kurangi Pengangguran Intelektual

Webinar Unsoed, Dorong Kewirausahaan Kurangi Pengangguran Intelektual

Webinar Unsoed, Dorong Kewirausahaan Kurangi Pengangguran Intelektual

KOMPAS.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud) dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) mendorong pengembangan startup mahasiswa Indonesia.

Kebijakan ini tertuang dalam program Akselerasi Startup Mahasiswa Indonesia (ASMI) yang menjadi bagian dari Program Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (PKMI) 2021.

Untuk meningkatkan atmosfer kewirausahaan di kalangan mahasiswa, Soedirman Career Center (SCC) Universitas Jenderal Soedirman ( Unsoed) Purwokerto menyelenggarakan Career Talk Series Kelas Juragan bertema ‘Strategi Pengembangan Program Enterpreneurship dan Digital Marketing’ untuk Mendukung Pelaksanaan MBKM (Merdeka Belajar, Kampus Merdeka).

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan & Alumni Dr. Kuat Puji Prayitno menerangkan, melalui kurikulum atau sistem dan penyelenggaraan yang harus serba terbuka, eksploratif dan membebaskan, tidak hanya praksis pendidikan yang link and match dengan dunia kerja.

Tetapi juga lulusannya siap menciptakan lapangan kerja atau siap untuk berwirausaha. “Unsoed sudah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) dimana ada 8 kegiatan setidaknya yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berkegiatan di luar kampus,” kata Puji seperti dikutip di laman unsoed.ac.id, Sabtu (20/2/2021).

Sediakan banyak program mahasiswa di luar kampus Sebanyak 8 kegiatan yang bisa dimanfaatkan para mahasiswa antara lain program magang, proyek desa, mengajar di sekolah, pertukaran pelajar, riset, wirausaha, proyek independen, dan proyek kemanusiaan.

Atmosfer kewirausahaan sudah lama dilakukan di Kampus Unsoed. Hal ini dijelaskan Dosen FIKes dan Ketua Program Mahasiswa Wirausaha Unsoed Suryanto. Salah satunya dengan keberadaan Program Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (PKMI) yang merupakan aplikasi Merdeka Belajar, Kampus Merdeka di Unsoed.

Suryanto menyampaikan, PKMI di Unsoed dimulai tahun 2011 dengan tahapan dan jumlah dana modal usaha tahun demi tahun disempurnakan secara berkelanjutan.

Wirausaha kurangi pengangguran di kalangan sarjana

“Tujuan PKMI yaitu memberikan kesempatan mahasiswa yang memiliki minat berwirausaha untuk mengembangkan usahanya lebih dini dan terbimbing,” beber Suryanto. Program PKMI ini juga punya tujuan lain yaitu menangani pengangguran khususnya pengangguran intelektual dari kalangan sarjana.

Terkait dengan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) terdapat 9 tahap yang dimulai Februari – Desember 2021. PMW ini memiliki beberapa tujuan yaitu:

1. Menumbuhkan motivasi berwirausaha di kalangan mahasiswa

2. Membangun sikap mental wirausaha

3. Meningkatkan kecakapan serta keterampilan para mahasiswa khususnya dalam hal sense of bussines.

“Adanya PMW dimana peserta menjalankan usaha sesuai tahapan PMW, kemudian didorong untuk mendaftar KBMI dimana peserta akan mendapatkan kesempatan mengembangkan usaha lebih lanjut. Setelah itu difasilitasi juga untuk mengikuti ASMI yaitu peserta dapat menjalankan dan mengembangkan usaha dengan digital,” ungkap Suryanto.

Salah satu pembicara lain Dosen FPIK Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Dr.rer.nat. AB Susanto, M.Sc., menjelaskan, filosofi dari ‘juragan’ yang paling penting adalah berani mengambil risiko.

Kompetensi yang harus dimiliki mahasiswa

Menurut Susanto, ada 5 kompetensi utama yang harus dikuasai mahasiswa. Antara lain:

  • Creativity
  • Communicate
  • Collaboration
  • Critical Thinking
  • Multi Tasking

“Apalagi di Era Kampus Merdeka performa PTN dinilai berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang menjadi kontrak kinerja antara PTN dengan Kemendikbud,” imbuh Susanto.

Keputusan Mendikbud nomor 754/P/2020 memiliki tiga indikator utama yaitu kualitas lulusan yang diukur dengan lulusan yang mendapat pekerjaan layak dan mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus.

“Kualitas dosen dan pengajar yang dukur dengan dosen berkegiatan di luar kampus, praktisi mengajar di dalam kampus. Hasil kerja dosen digunakan masyarakat dan dapat rekognisi Internasional,” kata Susanto.

Sedangkan kualitas kurikulum yang memiliki sub indikator antara lain prodi bekerjasama dengan mitra kelas dunia, kelas yang kolaboratif, dan partisipatif, serta adanya prodi berstandar internasional.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/02/20/135709471/webinar-unsoed-dorong-kewirausahaan-kurangi-pengangguran-intelektual?page=all#page2

Share