Balai Bahasa Jateng Kenalkan Leksikografi Kepada Mahasiswa

Balai Bahasa Jateng Kenalkan Leksikografi Kepada Mahasiswa

Balai Bahasa Jateng Kenalkan Leksikografi Kepada Mahasiswa


TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah mengadakan bincang bahasa mengangkat tema “Mengenal Leksikografi untuk Mahasiswa” secara virtual, Senin (19/10/2020).

Bincang bahasa tersebut menghadirkan Azhari Dasman Darnis sebagai Ketua Kelompok Kepakaran Layanan Profesional (KKLP) Perkamusan dan Peristilahan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Acara secara virtual tersebut dibuka langsung oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Ganjar Harimansyah bersama dengan ucapan basmalah. Pada kesempatannya itu, Ganjar meminta kepada para peserta agar mengikuti Webinar ini dengan sungguh-sungguh.

“Ikuti Webinar dengan baik, kita akan membahas Leksikografi kenapa menjadi pengembang bahasa. Mari kita kuras semua ilmu narasumber sehingga kita jadi lebih tau, Leksikografi bidang ilmu terapan seperti apa,” kata Ganjar.

Tak lupa ia juga mengucapkan terima kasih kepada panitia dan narasumber yang telah mensukseskan Webinar ini, ia tentu berharap dari Webinar ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan semua peserta.

Sebagi pembukaan dalam menyampaikan materi, Azhari lebih dulu menerangkan pengantar Leksikografi pengertian dari beberapa ahli bahasa mengenai makna dari Leksikografi yakni kegiatan praktis penyusunan kamus juga teoritis atau riset kamus seni atau keterampilan.

“Dari dua keterangan ini bisa disimpulkan Leksikografi ialah kegiatan profesional dan akademis yang bertalian dengan kamus dan karya rujukan. Karya rujukan seperti kamus, ensiklopedia, tesaurus dan glosarium,” terang Azhari.

Salah satu karya rujukan ialah kamus. Azhari menerangkan dalam perencanaan sebuah kamus penyusun harus menentukan sasaran dan keperluan menggunakan rumus atau profil penggunaan.

Selanjutnya penentuan waktu tenaga dan dana, ketiga pengumpulan data (sumber, jenis, seleksi) menyusun sebuah kamus dan terakhir penentuan jumlah dan pemilihan entry terakhir pedoman atau panduan model definisi (style guide).

“Penentuan jenis kamus juga harus dilakukan pertama perlu ditetapkan jenis kamus yang akan disusun setelah ditemukan jenis kamusnya tentu profil penggunanya, status pengguna,” lanjut Azhari.

Dalam akhir sesi, Azhari menyampaikan dalam pembuatan karya rujukan, tidak lepas tangan dan turut merangkul para ahli bidang ilmu tertentu untuk menentukan kamus. Kamus tidak bisa sembarangan karena apa hanh ditulis di kamus harus bisa dipertanggungjawabkan.

“Kita tetap harus merangkul para ahli bidang tertentu dalam sebuah kamus karena akan kita pertanggungjawaban di sebuah ilmiah. Kita merekam apa yang terjadi di masyarakat dan kembali ke tujuan apa yang berada di awal,” katanya.

Ia melanjutkan pihaknya telah sedikit membuat sekitar 700 lebih bahasa dan sudah diverifikasi. Dari jumlah tersebut juga telah dicicil dibuatkan kamus, dibuatkan tata bahasa, dibuatkan tata penologi, morfologi dan lain sebagainya.

https://jateng.tribunnews.com/2020/10/19/balai-bahasa-jateng-kenalkan-leksikografi-kepada-mahasiswa



Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *