Mimpi Solo Bikin ‘Malioboro’

Lasem Ditata, Basuki: Harus Sesuai Fungsi Kota dan Destinasi Wisata

Lasem Ditata, Basuki: Harus Sesuai Fungsi Kota dan Destinasi Wisata

Solo – Siapa yang tak tahu Malioboro? Saking ikoniknya, Solo juga pengen bikin ‘Malioboro’.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menjelaskan mimpinya tersebut. Malioboro dari Solo akan berada di kawasan koridor Gatot Subroto-Ngarsopuro atau perempatan Pasar Pon

Kawasan ini akan disulap menjadi destinasi wisata baru yang lebih bagus dibandingkan Malioboro di Yogyakarta.

“Nanti disulap seperti Malioboro, lebih baik lagi. Penataan akan dilakukan mulai dari Singosaren sampai Mangkunegaran,” kata Gibran pada Rabu (8/12).

Meski akan mirip dengan Malioboro, Gibran memastikan penataan koridor Gatsu-Ngarsopuro tidak menjiplak dari manapun termasuk Malioboro. Dirinya juga sudah membahas rencana tersebut dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Baca juga: Top Banget Lho!, Flyovernya Solo ‘Pakai’ Batik
Terkait dengan rencana penataan tersebut, Gibran juga sudah bicara dengan perwakilan pengelola Mangkunegaran, GPH Bhre Cakrahutomo Wirasudjiwo.

“Dia (Gusti Bre) sudah kita kirim gambar-gambar terbarunya. Tempat parkir wisatawan nanti dikelola Mangkunegaran,” kata Gibran.

Gambar konsep penataan Gatot Subrioto-Ngarsopuro Solo yang digadang-gadang ungguli Malioboro, Solo. Foto: dok Pemkot Solo
Dari gambar yang diperlihatkan Gibran kepada wartawan, tampak ada ornamen beberapa tokoh wayang yang akan ditempatkan di pertokoan sisi utara dan selatan Jalan Slamet Riyadi, yang juga termasuk kawasan koridor Gatot Subroto itu. Gibran menyampaikan gambar yang ditunjukkan tersebut sudah mendapatkan persetujuan dan akan mulai digarap tahun depan.

Namun sayang, para pedagang di kawasan tersebut menolak bekerja sama.

“Tidak setuju saya kalau dikonsep seperti itu, ya kita yang kena imbasnya. Sudah membayar sewa bayar retribusi tetapi nanti ketutup sama pedagang lain, tidak ada pemasukan ya rugi,” ujar salah seorang pedagang, Edi, kepada detikcom saat ditemui di warungnya, Sabtu (18/12/2021).

“Sejak PPKM jualan sepi, ini saya hanya bertahan dengan berjualan kecil-kecilan, minuman dan snack saja. Kalau jalan ditutup ya semakin susah aksesnya nanti,” ungkapnya.

Dia berharap, Pemkot Solo mempertimbangkan kembali rencana tersebut. Termasuk juga membicarakan dengan para pelaku usaha yang ada di sepanjang ruas tersebut.

“Selama ini juga belum ada pembicaraan, kalau ada saya jelas tidak setuju,” tuturnya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh pengusaha lainnya Yuwono (50). Menurutnya, ada banyak hal yang perlu dipikirkan oleh Pemkot Solo sebelum melakukan penataan.

“Terutama soal aksesnya, karena ada pertokoan di sini yang tidak ada akses selain pintu utama. Kalau jalan ditutup, nanti mereka juga akan kesulitan jika harus keluar masuk,” urainya.

Share