Mendikbud: Soft Skill dan Hard Skill Sama Pentingnya

Mendikbud Soft Skill dan Hard Skill Sama Pentingnya

Mendikbud Soft Skill dan Hard Skill Sama Pentingnya

KOMPAS.com – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud) Nadiem Makarim menyatakan, dunia pendidikan khususnya vokasi harus menguasai keterampilan atau hard skill, tak lupa soft skill juga harus dimiliki.

Keduanya, kata Nadiem, sangat diperlukan bagi tenaga kerja Indonesia, agar mudah dilirik oleh dunia usaha dan dunia industri.

Hard skill dibutuhkan dalam rangka beradaptasi terhadap teknologi, sedangkan soft skill untuk kemampuan kreativitas, kemampuan bernalar kritis, dan problem solving,” ucap Nadiem, dalam acara Kompas Talks dengan tema “Siapkan SDM, Hadapi Profesi Baru Pada Masa Depan” secara daring, Selasa (8/12/2020).

Nadiem mengatakan, siswa di Indonesia juga harus bisa mampu beradaptasi, dengan begitu terbentuk sumber daya manusia (SDM) unggul. Terlebih, kompetensi bisa diperoleh, apabila kemampuan adaptasi dan motivasi belajar sering ditumbuhkan oleh setiap siswa.

“Makanya pendidikan vokasi maupun pendidikan pada umumnya itu harus memanfaatkan teknologi, dan mampu beradaptasi di setiap perkembangan zaman,” jelas dia.

Kemendikbud telah banyak lakukan transformasi

Di semua lini pendidikan, lanjut Nadiem, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga sudah melakukan transformasi. Hal itu dilakukan demi menghadapi perubahan-prubahan di masa depan.

“Apabila sistem pendidikan kita tidak adaptif memasuki dunia yang banyak perubahan, siswa dan mahasiswa kita juga tidak adaptif, dan mereka bisa saja tenggelam pada saat perubahan itu terjadi,” tegas dia.

Nadiem pun mengaku, mahasiswa di semua perguruan tinggi sudah diberi kesempatan untuk meningkatkan kompetensi lewat pengalaman di dunia kerja. Dosen juga diperbolehkan untuk berani keluar kampus, agar bisa menyerap ilmu dari dunia usaha maupun industri.

“Kita juga ingin praktisi dari industri pergi ke dalam kampus untuk mengajar, dan berbagai macam program studi (Prodi) melakukan pernikahan massal dengan berbagai macam perusahaan-perusahaan yang world class dan juga organisasi-organisasi sosial,” tutur Nadiem.

Semua ini, dia menegaskan, agar pendidikan mampu mengantarkan Indonesia ke arah yang lebih maju.

“Magang bukan hanya untuk SMK, tapi perguruan tinggi juga sudah bisa melakukan. Ini dilakukan agar terjadi link and match, antara dunia pendidikan dengan dunia industri dan dunia kerja,” tukas Mendikbud.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto pernah menyampaikan, siswa di SMK harus ditanamkan soft skill, seperti kemampuan komunikasi, sikap, dan karakter baik oleh tenaga pendidik.

Dengan soft skill baik, Wikan meyakini para lulusan SMK nantinya akan mampu berkomunikasi dengan baik saat nantinya mereka menjadi wirausaha atau bekerja di dunia industri.

Jadi disamping hard skill yang diajarkan kepada anak didik, soft skill lebih utama yang harus diajarkan tenaga pendidik ke anak didik,” ujar Wikan.

https://www.kompas.com/edu/read/2020/12/08/205635971/mendikbud-soft-skill-dan-hard-skill-sama-pentingnya

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *