Cegah Learning Loss dengan Lakukan Pembelajaran Tatap Muka
KOMPAS.com – Salah satu kekhawatiran jika pembelajaran jarak jauh (PJJ) terus dilakukan yakni terjadinya learning loss di kalangan siswa.
Learning loss adalah menurunnya kompetensi belajar siswa. Contoh nyata learning loss ini bisa dilihat pada kemampuan anak membaca dan berhitung akan berkurang signifikan.
Penyesuaian kurikulum penting disiapkan saat sekolah kembali dibuka. Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset Muhamad Hasbi mengajak para pelaku dan pegiat pendidikan agar menjadi pelopor untuk mencegah learning loss.
Dampak learning loss
Menurut Hasbi, learning loss memiliki dampak yang sangat besar bukan hanya terhadap peserta didik. Tetapi juga bagi nasib dan majunya bangsa Indonesia.
Jika learning loss terus terjadi dan tidak segera diatasi, maka dalam waktu kurang lebih 15 tahun lagi bangsa ini akan mengalami kehilangan generasi penerus yang berkualitas.
“Potensi learning loss adalah suatu hal yang sulit dihindari saat diberlakukan dimasa diberlakukannya PJJ. PJJ yang saat berjalan malah lebih terkesan penugasan jarak Jauh, bukan pembelajaran jarak jauh,” ungkap Hasbi seperti dikutip dari laman Ruang Guru PAUD Kemendikbud Ristek, Jumat (7/5/2021).
Selama pelaksanaan PJJ, guru lebih banyak memberikan tugas yang tidak dimengerti para peserta didik sehingga orang tua harus turun tangan langsung.
Daftar Pelaksanaan PJJ juga menemui kendala lainnya, antara lain:
1. Jaringan internet
Hal ini disebabkan karena banyak peserta didik yang tinggal di daerah yang cukup sulit jangkauan sinyal. Sehingga ini menyulitkan mereka untuk melakukan PJJ.
2. Sarana tak memadai
Banyak siswa yang tidak memiliki gawai, komputer, dan laptop. Kondisi ini cukup menyulitkan dalam pelaksanaan PJJ.