Atasi Masalah Sampah, Mahasiswa ITS Rancang “E-Trash”
KOMPAS.com – Tak hanya berdampak pada ketidakstabilan ekonomi, pandemi Covid-19 yang telah berlangsung setahun lebih juga berimbas pada meningkatnya jumlah sampah plastik.
Ingin memberikan solusi atas permasalahan tersebut, tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mencetuskan sebuah aplikasi berbasis web bernama E-Trash.
Ketiga mahasiswa yang tergabung dalam Tim Juara tersebut terdiri dari Intan Mey Setyaningrum (Teknik Fisika), Latifatul Fajriyah (Teknik Fisika), dan Fadhila Rosyidatul Arifah (Teknik Material dan Metalurgi).
Ketua tim, Fadhila Rosyidatul Arifah mengungkapkan bahwa E-Trash merupakan sebuah platform jual beli sampah dan produk recycle yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus membantu mengurangi jumlah sampah di lingkungan.
Cara kerja “E-Trash”
Ia menjelaskan, ide mengenai E-Trash muncul dengan tujuan agar masyarakat dapat dengan mudah menukarkan sampah anorganik atau barang bekas dengan koin yang bisa dikonversikan ke uang tunai.
“Dengan begitu, secara tak langsung kami dapat membantu perekonomian masyarakat agar lebih stabil,” tutur mahasiswa yang akrab disapa Intan tersebut, seperti dilansir dari laman ITS, Rabu (28/7/2021).
Bagi yang berada di wilayah Surabaya, Intan menjelaskan pengguna dapat menjual atau membeli barang dengan enam kategori, di antaranya adalah botol plastik, elektronik bekas, botol kaca, kardus, buku dan koran bekas, serta kayu dan bambu.
Penjual dapat mengunggah gambar produk, nama produk, deskripsi produk, hingga jumlah stoknya sendiri.
Penjual juga akan mendapatkan uang usai pesanan terselesaikan dan nominalnya akan terpotong sebesar 5 persen dari hasil penjualan produk.
“Untuk sistemnya, pengguna hanya perlu menyertakan alamat dan foto sampah yang akan dijual. Selanjutnya, pihak E-Trash akan menghampiri lokasi dan memberikan sejumlah uang kepada penjual,” ujar Intan.
Namun, jika barang dari penjual memiliki nominal rupiah yang kecil maka pihak E-Trash tidak bisa melakukan penjemputan.
Selain menjadi penjual, pengguna juga dapat membeli sampah dan mengetahui detail dari barang yang akan dibelinya. Pembeli dari luar kota pun tidak perlu khawatir karena E-Trash sudah menyediakan sistem rekening bersama.
“Artinya, uang pembeli baru akan diteruskan ke penjual usai barang sampai dengan kondisi baik, sehingga tidak akan ada penipuan,” tambahnya.
Untuk menggunakan platform ini, lanjut Intan, pengguna tidak perlu mengunduh di Playstore, melainkan bisa diakses melalui https://www.etrashidn.com.
Selanjutnya, pengguna perlu mendaftarkan akun dengan email dan login terlebih dahulu.
“Dalam platform ini, pengguna juga diberi kesempatan untuk bertindak sebagai pembeli sekaligus penjual,” ungkap Intan.
Ide Tim Juara ini telah berhasil memperoleh pendanaan dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) di kategori PKM Kewirausahaan dan berhasil menyabet 2nd Runner Up dalam Podium Business Plan Competition 2021.
“Karena masih terbilang usaha baru, kami akan terus berusaha mempromosikan E-Trash kepada masyarakat luas,” tandasnya.
Ke depan, Intan berharap E-Trash dapat merangkul mitra seperti bank sampah dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk bekerja sama. Di akhir perbincangan, Intan berharap E-Trash dapat dikenal oleh masyarakat dan dapat melakukan pengembangan fitur.
“Semoga bisnis ini dapat berkembang dengan baik dan memberikan dampak positif untuk masyarakat,” pungkasnya.