4 Cara Sekolah Sediakan Pembelajaran Ramah Anak di Masa Pandemi

4 Cara Sekolah Sediakan Pembelajaran Ramah Anak di Masa Pandemi

4 Cara Sekolah Sediakan Pembelajaran Ramah Anak di Masa Pandemi

KOMPAS.com – Sebagai sekolah yang mendapat predikat ramah anak, kami berupaya memastikan 346 siswa bisa tetap mendapat layanan pembelajaran berkualitas di masa pandemi.

Daerah kami berada di zona kuning dan oranye dalam penyebaran Covid-19. Kondisi ini membuat kami sejak Januari 2021 mendapat izin melaksanakan PTM terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan yang dipadukan dengan belajar dari rumah (BDR).

Apalagi berdasarkan hasil diskusi dengan orangtua, mayoritas mereka memilih anaknya mengikuti PTM terbatas di sekolah. Tapi ada 12 siswa yang orangtuanya memilih tetap mengikuti BDR secara penuh, kami tetap memfasilitasinya.

Upaya ini untuk menghindari siswa tidak mendapatkan pembelajaran yang bisa berdampak terjadinya learning loss atau penurunan kemampuan belajar.

Learning loss berpotensi terjadi pada anak yang tidak bisa mengikuti pembelajaran daring karena terkendala fasilitas atau motivasi belajarnya yang menurun karena BDR yang berkepanjangan.

Untuk itu ada empat upaya yang kami lakukan:

1. Buka ruang konsultasi orangtua dan siswa

Setiap kelas kami wajibkan membuka konsultasi untuk orangtua dan siswa. Konsultasi ini dibuka secara daring dan luring. Orangtua atau siswa bisa langsung memberi masukan atau berdiskusi dengan guru kelas mengenai masalah pembelajaran atau hal yang ingin disampaikan.

Mereka bisa bertanya melalui WhatsApp, SMS, ataupun berbicara melalui telepon. Bagi yang mau berkonsultasi di sekolah, orangtua juga bisa bertemu dengan guru atau kepala sekolah usai pembelajaran.

Melalui ruang konsultasi ini, sekolah dan orangtua bisa saling mendukung untuk memastikan setiap anak bisa mengikuti pembelajaran. Baca juga: Orangtua Siswa Berharap PTM Terbatas Segera Digelar, Ini Alasannya

2. Home visit guru

Untuk siswa yang tidak bisa mengikuti pembelajaran daring atau memerlukan pendampingan dari guru, sekolah membuat program home visit atau guru akan datang ke rumah siswa. Materi-materi pembelajaran sudah disiapkan untuk pembelajaran selama satu minggu.

Dalam home visit ini, selain menerapkan protokol kesehatan, orangtua siswa juga dilibatkan agar mengetahui kegiatan belajar dari rumah untuk anaknya. Guru juga wajib memberikan umpan balik dari tugas-tugas yang dikerjakan siswa.

3. Pembelajaran aktif berdiferensiasi

Kami menerapkan pembelajaran aktif yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan siswa. Tidak semua siswa kami memiliki gawai dan akses internet, bahkan ada yang tidak punya televisi.

Untuk itu kami merancang kegiatan BDR daring maupun luring yang tetap mendorong siswa lebih banyak mengalami. Siswa diajak melakukan kegiatan percobaan, pengamatan, pemecahan masalah, sampai berkreasi membuat hasil karya yang bermanfaat.

Misalnya, siswa membuat percobaan tentang zat tunggal dan zat campuran melalui pembuatan lilin sederhana dari minyak sayur. Ada kegiatan membuat buku cerita sendiri berdasarkan imajinasi siswa.

Bahkan membuat video sederhana tentang sejarah kemerdekaan Indonesia melalui aplikasi TikTok. Masih banyak lagi praktik yang bisa dilakukan guru untuk menumbuhkan minat belajar siswa.

Siswa berkebutuhan khusus (ABK) yang berjumlah 20-an siswa juga mendapatkan pelayanan pembelajaran yang sesuai kemampuannya.

Untuk siswa yang berkebutuhan khusus seperti autis, guru memberikan pembelajaran yang menarik dan meningkatkan fokus mereka, misalnya guru mengajak siswa melakukan percobaan daripada fokus hanya membaca teks.

4. PTM terbatas yang aman dan bermakna

Pada pelaksanaan PTM terbatas, prioritas kami adalah keselamatan dan kesehatan warga sekolah.

Bagi siswa yang telah diberikan izin dari orangtuanya untuk mengikuti PTM terbatas, masuk pada Senin sampai Jum’at. Setiap kelas dibagi menjadi dua shift pagi dan siang dengan jumlah maksimal 18 siswa.

Durasi pembelajaran 2 jam perhari dengan jadwal masuk dan pulang setiap kelas dibuat berbeda.

Sarana dan prasarana protokol kesehatan sudah disiapkan di semua kelas, mulai hand sanitizer, tempat cuci tangan, dan masker untuk siswa yang lupa memakai atau maskernya perlu diganti.

Disinfektan juga rutin disemprotkan dalam ruang kelas setelah siswa pulang sekolah.

Setiap hari ada guru piket yang terdiri dari 4-5 guru. Tugasnya mulai menyambut siswa di pintu gerbang sekolah, mengukur suhu tubuh, mengingatkan warga sekolah untuk taat dan disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Layanan usaha kesehatan sekolah (UKS) juga aktif berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 sekolah dan Puskesmas.

Sekolah kami menggunakan kurikulum darurat. Semua siswa difasilitasi agar tidak ada yang tertinggal materi pembelajaran. Guru dilatih memberikan pembelajaran berdiferensiasi sehingga setiap siswa bisa belajar sesuai kemampuannya.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/07/19/090000371/4-cara-sekolah-sediakan-pembelajaran-ramah-anak-di-masa-pandemi?page=all#page2

Share