Siswa SMK Bisa Dapat Gelar D2 Melalui Program Jalur Cepat
KOMPAS.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) meluncurkan dua program untuk memaksimalkan penyerapan lulusan vokasi ke Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).
Dua program tersebut yaitu Program Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK)–Diploma Dua ( D2) Jalur Cepat dan Program Peningkatan Prodi Diploma Tiga (D3) menjadi Sarjana Terapan (Diploma Empat-D4).
Program Jalur Cepat SMK-D2 merupakan realisasi skema sambung-suai dunia pendidikan dan DUDI yang melibatkan tiga pihak yaitu SMK, Pendidikan Tinggi Vokasi (PTV), dan DUDI.
PTV yang dimaksud bisa berupa politeknik, akademi komunitas, universitas/institut, dan sekolah tinggi yang memiliki program diploma dua (D-2).
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto mengatakan, program ini merupakan program yang mendorong peserta didik SMK bisa lebih cepat mendapatkan kompetensi yang lebih tinggi melalui mekanisme yang praktis, disertai dengan gelar atau level ijazah yang lebih tinggi.
“Skemanya, siswa menempuh enam semester di SMK dan tiga semester menjadi mahasiswa di level pendidikan tinggi. Jadi, pengalaman bekerja di industri akan lebih banyak,” jelas Wikan seperti dirangkum dari laman Kemendikbud, Rabu (16/12/2020).
Pada pelaksanaan tahap awal, tercatat 20 PTV, lebih dari 80 SMK, dan 35 DUDI yang siap berkomitmen untuk menjadi pionir dalam mewujudkan program ini.
Agar lulusan vokasi terserap dunia kerja
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menyambut baik dua program ini.
Menurutnya, dua program tersebut merupakan terobosan baru yang tidak hanya menambah daya tarik pendidikan vokasi, melainkan juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat memilih yang terbaik untuk dirinya.
“Melalui program ini, siswa bebas memilih lulus di akhir tahun ketiga atau melanjutkan ke Diploma Dua jalur cepat.
Melalui program Peningkatan Prodi Diploma Tiga menjadi Sarjana Terapan (Diploma Empat-D4), peserta didik berkesempatan menambah satu tahun untuk mendapatkan keterampilan yang lebih dalam sehingga berpeluang mendapatkan pekerjaan yang lebih baik,” ujar Mendikbud secara virtual.
Lebih lanjut Nadiem menjelaskan, tujuan dari kedua program ini agar peserta didik mendapat kesempatan sebanyak mungkin pengalaman dari DUDI.
Sehingga, kesempatan lulusan vokasi mendapatkan pekerjaan yang layak semakin besar karena sudah selaras dengan kebutuhan DUDI.
“Kedua program ini merupakan dua dari sekian banyak program Merdeka Vokasi yang berorientasi pada sambung-suai pendidikan vokasi dengan DUDI, yang secara berkala akan diluncurkan ke depannya,” terangnya.
Peningkatan program D3 menjadi D4
Sementara itu, program Peningkatan Prodi Diploma Tiga (D3) menjadi Sarjana Terapan (Diploma Empat-D4) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bisa mendapatkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan memberikan peluang untuk bisa mengisi posisi supervisor produksi serta pelaksana lapangan andal yang dibutuhkan oleh DUDI.
“Jadi, kalau PTV ingin Prodi D3 ditingkatkan menjadi sarjana terapan, syaratnya adalah memiliki rekam jejak sudah berhasil link and super-matc’ dengan beberapa DUDI yang bereputasi, serta harus memiliki visi pengembangan prodi yang kuat dan visioner, jauh ke depan, termasuk dalam hal pengembangan kerja sama luar negeri dan pengembangan kewirausahaan yang tangguh,” terang Wikan.
Sementara itu, baik program SMK- D2 Jalur Cepat maupun Peningkatan Prodi D3 menjadi sarjana terapan harus mengimplementasikan konsep kurikulum Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka.
Kurikulum ini juga harus disusun bersama pihak industri dan calon pengguna lulusan, dengan penerapan minimal magang di DUDI selama minimal satu semester dan skema pembelajaran berbasis praktik kerja (project based learning).
“Praktik kerja bisa berasal dari industri maupun masyarakat. Hasil pembelajarannya harus bermanfaat nyata bagi industri dan masyarakat,” pungkas Wikan.