Madrasah merupakan bagian penting penguatan moderasi beragama
Salatiga, Jateng (ANTARA) -Para pengajar di madrasah diminta menjadi salah satu bagian penting dalam penguatan moderasi beragama sekaligus mendukung penuh pemerintah pada pencanangan Tahun Toleransi 2022 dengan pelaksana program Kementerian Agama.
“Tahun ini akan dicanangkan sebagai Tahun Toleransi yang membutuhkan partisipasi aktif, ‘supporting’ dari seluruh satuan kerja di lingkungan Kemenag. Madrasah harus jadi salah satu bagian penting mendukung Tahun Toleransi. Madrasah, termasuk para gurunya juga harus menjadi aktor dalam penguatan moderasi agama pada anak didik,” kata Staf Khusus Menteri Agama Wibowo Prasetyo di Salatiga, Sabtu.
Saat menjadi narasumber dalam acara Jejaring dan Diseminasi Humas Pendidikan Islam Kementerian Agama di MAN Kota Salatiga yang diikuti para kepala madrasah dan Humas se-Kota Salatiga, Kabupaten Semarang, Kota dan Kabupaten Magelang itu, ia meminta para guru madrasah agar menyampaikan ke anak didik tentang pemahaman Islam yang moderat, bersikap toleran terhadap sesama.
Misalnya, jangan sampai ada siswa madrasah yang tidak mau hormat bendera, tidak mau menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lainnya. Menurut dia, sikap kebangsaan semacam ini harus tertanam kuat di kalangan pelajar madrasah.
“Moderasi beragama itu bukan agamanya yang dimoderasi, tapi cara keberagamaan kita. Pemahaman, cara pandang, dan perilaku kita dalam beragama yang dimoderasi. Dengan demikian kita akan makin toleran sesama umat beragama,” katanya.
Ia menegaskan merawat keberagaman dengan bersikap toleran terhadap sesama umat beragama ini harus terus dipupuk agar kekayaan sesungguhnya bangsa Indonesia ini tetap lestari.
“Keberagaman di Nusantara inilah sejatinya kekayaan terbesar bangsa Indonesia, sekaligus menjadi kekuatan dalam menghadapi infiltrasi apa pun yang sifatnya merusak keutuhan bangsa dan negara,” katanya.
Selain itu, juga disampaikan mengenai strategi manajemen kehumasan di madrasah yang harus mulai memaksimalkan publikasi atas berbagai keunggulan masing-masing agar masyarakat mengetahuinya bahwa madrasah adalah sekolah terbaik yang dipunyai negeri ini.
Caranya, lanjut dia, kabarkan prestasi-prestasi membaggakan itu dengan merilis ke berbagai media.
“Gandeng media kerja sama, bikin ‘meme’, ‘posting’ di media sosial. Desain harus menarik agar menyedot perhatian. Bikin juga konten ‘podcast’ untuk ‘diposting’ di youtube. Banjiri medsos dengan prestasi-prestasi madrasah, ini juga upaya branding madrasah yang murah,” ujarnya.
Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jateng Mustain Ahmad menambahkan, publikasi sangat penting karena memengaruhi kinerja dan citra lembaga.
Ia mengatakan selama ini banyak prestasi yang diraih oleh kinerja yang dilakukan masing-masing lembaga, namun karena tidak adanya manajemen publikasi maka masyarakat tidak mengetahuinya.
“Maka kita mesti mengemas prestasi itu utk menjadikan modal dalam melangkah lebih baik berikutnya. Kesempatan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, harus ada perubahan prestasi,” katanya.
Di tengah mulai melonjaknya penyebaran COVID-19 varian Omicron, dirinya juga mengingatkan madrasah tetap ketat menjaga protokol kesehatan.
“Jangan anggap enteng virus ini. Penularannya lebih cepat dari varian sebelumnya, bagi yang menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) harus hati-hati, taati SE Menag yang mengatur soal ini,” demikian Mustain Ahmad.
Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor: D.Dj. Kliwantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2022