Kemenparekraf dan Ikapi Pantik Industri Literasi lewat “Nulis dari Rumah”
KOMPAS.com – Survei Ikapi (Ikatan Penerbit Indonesia) bulan April 2020 mencatat 95,9 persen penerbit mengalami penurunan penjualan dan 25 persen penerbit menghentikan produksi buku sebagai dampak langsung pandemi global Covid-19.
Guna menyuntikkan kembali semangat kepada penulis dalam masa pandemi Covid-19, Direktorat Industri Kreatif Musik, Seni Pertunjukan dan Penerbitan Kemenparekraf bersama Ikapi menggelar kegiatan “Nulis dari Rumah”.
Kegiatan berlangsung 17 Mei – 11 Juli 2020 dan tim seleksi telah memilih 50 cerita pendek dan 50 esai dari 1.076 karya.
Kegiatan yang berawal dari Hari Buku Nasional bergerak lebih jauh dan menciptakan efek bola salju di industri penerbitan dengan menerbitkan dan mendistribusikannya kepada masyarakat dalam bentuk buku cetak dan buku elektronik atau e-book.
Gairahkan industri penerbitan
Sebagai bentuk upaya menggairahkan kembali industri penerbitan, maka dibutuhkan stimulus dari Pemerintah berupa bantuan pembelian buku kepada penerbit yang berminat menerbitkan 100 karya terpilih program “Nulis dari Rumah” dalam bentuk buku cetak maupun elektronik.
Karya ini dikompilasi dan diedit sehingga menjadi 2 naskah buku, masing-masing berisi 50 cerpen dan 50 esai.
Buku kumpulan cerpen berjudul, “Pesan Penyintas Siang” diterbitkan oleh Mekar Cipta Lestari Publisher (MCL Publisher); dan antalogi esai berjudul “Saatnya Menjadi Bangsa yang Tangguh” diterbitkan Pustaka Obor Indonesia.
Kemenparekraf telah membeli 1.200 eksemplar dengan masing-masing 600 eksemplar cerpen dan 600 eksemplar esai untuk dibagikan kepada para pemenang, tim kurasi, Lembaga negara, perpustakaan dan forum taman bacaan secara gratis.
Rosidayati Rozalina, Ketua Umum Ikapi menyampaikan upaya ini dilakukan sebagai jalan keluar dari kondisi darurat yang dialami industri penerbit di tengah masa pandemi. “Kita sepakat untuk melahirkan program Nulis dari Rumah ini yang memberikan stimulus kepada penulis untuk tetap berkarya, untuk tetap produktif di masa pandemi,” ungkap Rosidayati.
Rosidayati menjelaskan kerja sama ini diharapkan memberi efek bola salju, tidak saja menghasilkan penulis berbakat namun juga sampai kepada menciptakan konten-konten unggulan yang mampu membangkitkan industri penerbitan.
“Kita mengharapkan kegiatan ini ke depannya dapat berkembang lebih luas dan lebih jauh lagi, di mana bisa terjadi business matching secara langsung antara penulis dengan penerbit sehingga regenerasi penulis baru sebagai aset dan modal sesungguhnya dari industri penerbitan bisa tubuh subur,” harapnya.
Kolaborasi dan lintas negara
Harapan senada disampaikan Ricky J. Pesik, Staf Khusus Meteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bidang Digital dan Industri Kreatif.
Ia mengharapkan dengan diluncurkan buku para pemenang ini dapat membuka peluang kerja sama yang lebih jauh bagi para penulis dan para pelaku industri kreatif lainnya.
“Dari kaca industri literasi, proses nulis dari rumah adalah hal yang lumrah dijalani penulis. Yang berubah adalah proses bisnisnya yang lebih banyak daring dalam kondisi sekarang. Yang diperlukan kita bersama adalah bagaimana mengantisipasi disrupsi yang terjadi,” tegas Ricky.
Ricky menyampaikan perlu disiapkan untuk membangun sebuah ekosistem yang mendukung proses bisnis industri literasi yang saat ini banyak dilakukan secara daring.
“Kita fokus bukan pada proses kreatif tetapi pada proses bisnisnya. Yang diperlukan oleh kita bersama melakukan transformasi proses bisnis yang sifatnya digital. Bagaimana ekosistem bisnis literasi nasional ini bisa transform lebih baik ke depan,” jelas Ricky.
Selain itu, hal lain perlu diperhatikan, tambah Ricky, adalah membuka ruang kolaborasi lebih luas. “Bukan hanya lintas sektor tapi juga lintas negara, kita siapkan wilayah dan peluang ini,” ujarnya.
Ricky mendorong produk-produk literasi nantinya dapat hadir di masyarakat dalam format internet of things (IoT) baik melalui produk digital maupun platform yang memadai.
“Ini kerja kita bersama, bukan sekadar pemerintah, bisa dari pelaku usaha, penulis untuk bersama-sama merumuskan peta jalan baru untuk industri penerbitan yang lebih baik,” tegasnya.
Terkait hal itu, buku dengan tebal sekitar 500 halaman dari kegiatan “Nulis dari Rumah” ini selain tersedia dalam bentuk cetak buku ini nantinya juga akan tersedia dalam bentuk e-book (buku elektronik).
Buku dijual dengan harga Rp100.000 per buku dan saat ini sedang memasuki masa promosi prapesan dengan diskon 20 persen yang dapat dipesan melalui akun sosial media @mclpublisher untuk buku antalogi cerpen dan @pustakaobor_id untuk buku antalogi esai.