Jelang Nataru, Tamu Hotel Pilih Pemesanan Last Minute

Jelang Nataru, Tamu Hotel Pilih Pemesanan Last Minute

Jelang Nataru, Tamu Hotel Pilih Pemesanan Last Minute

Solo – Tingkat okupansi hotel jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Kota Solo masih sepi. Kenaikan okupansi diprediksi baru akan terjadi menjelang hari H.
Humas Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo Sistho A Sreshtho menyampaikan, sampai saat ini okupansi hotel-hotel di Solo masih berkisar 10 persen saja.

“Karakter kota Solo ini berbeda dengan karakter kota-kota sebagai destinasi utama seperti Bali, Jogja. Bandung akan melakukan reservasi jauh-jauh hari, karena potensi kamar habis lebih tinggi,” terangnya saat dihubungi detikcom, Minggu (19/12/2021).

Sedangkan, lanjutnya, di Solo Raya itu tamu baru akan melakukan reservasi pada waktu-waktu akhir atau bahkan saat hari H.

“Para tamu baru akan melakukan reservasi last minute, karena mereka beranggapan bahwa akan selalu saja ada kamar di Kota Solo,” paparnya.

Baca juga: Top Banget Lho!, Flyovernya Solo ‘Pakai’ Batik
Dengan karakter para tamu tersebut, Sistho menyampaikan, peningkatan okupansi hotel di Solo diperkirakan baru akan terjadi mendekati hari H atau bahkan di hari H.

“Saat ini tingkat okupansi hotel di Solo rata-rata baru 10 persen saja, reservasi biasanya H-2, H-1 atau bahkan saat hari H. Saya ingat beberapa tahun lalu, pagi masih 40 persen, sorenya bisa 95 persen,” urainya.

Sistho juga menyampaikan, selama ini Kota Solo hanya dijadikan sebagai transit atau tempat istirahat saja dan bukan untuk tujuan utama.

“Solo sepertinya bukan menjadi destinasi utama, bahkan ada yang mengkarakterkan Solo sebagai transit setelah perjalanan terlebih adanya jalan tol, Solo ini menjadi kota untuk istirahat,” pungkasnya.

Sementara itu, Founder & CEO Azana Hotels & Resort Dicky Sumarsono menargetkan, Nataru ini tingkat okupansi resort di kawasan wisata alam tembus 95 persen.

“Seperti yang di Tawangmangu, Magelang, Wonosobo, dan di Batu Malang kami menargetkan okupansinya bisa 95 persen di Desember ini,” terangnya.

Dicky meyakini, banyak wisatawan yang memilih menghabiskan malam pergantian tahun di hotel dengan suasana alam.

“Hotel dengan suasana alam akan menjadi lokasi favorit wisatawan menghabiskan malam pergantian tahun,” tuturnya.

Sedangkan, hunian di kawasan perkotaan Dicky menargetkan, okupansinya sebesar 80 persen. Perbedaan tingkat keterisian ini disebabkan karena lokasi hunian yang menjadi tujuan wisatawan.

Saat ini banyak masyarakat yang lebih memilih mengunjungi kawasan wisata yang bertemakan alam.

Share