Mendikbud Ristek Berupaya Lulusan Vokasi Cepat Diserap Industri

Mendikbud Ristek Berupaya Lulusan Vokasi Cepat Diserap Industri
KOMPAS.com – Pemerintah terus berupaya memberikan pendidikan yang terbaik bagi seluruh anak bangsa. Bahkan hingga menghubungkan lulusan ke dunia kerja.
Seperti Program SMK-D2 Jalur Cepat yang berbasis kerja sama dengan dunia kerja menjadi salah satu program yang dirancang untuk mengatasi sejumlah tantangan dalam pendidikan vokasi.
Adapun program yang menjadi bagian dari Merdeka Belajar Vokasi ini masuk dalam fokus pendanaan yang disebut dana padanan (matching fund).
Menurut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim, dana padanan ini merupakan salah satu program terbesar yang dimiliki Kemendikbud Ristek.
Nantinya, industri dapat memanfaatkan dana tersebut untuk mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan.
“Kita ingin semua berlomba mendapat matching fund. Industri banyak yang belum tahu tentang dana ini,” ujar Mendikbud Ristek saat bertemu dengan pemangku kepentingan pendidikan vokasi di Politeknik Negeri Bali (PNB), Kamis (7/10/2021).
Industri bisa dapat dana padanan
Dijelaskan, industri yang berinvestasi dalam peningkatan kualitas sumber daya lulusan SMK, nanti melalui program D2 jalur cepat ini bisa mendapat dana padanan sesuai dengan nilai investasi yang dikeluarkan.
Nadiem mencontohkan, industri berinvestasi untuk membeli mesin, mendatangkan fasilitator full-time untuk melatih siswa dalam program ini, maka bisa mengajukan dana padanan.
Hanya saja, Nadiem mengingatkan bahwa setiap industri bisa menjadi universitas bagi mahasiswa. Kenapa demikian?
Dalam program Kampus Merdeka, mahasiswa tidak lagi hanya belajar di dalam kelas dan di program studi yang sama sampai lulus.
Tetapi ada waktu satu semester sampai satu tahun bagi mahasiswa untuk belajar langsung di industri, dan itu bisa dibiayai pemerintah.
“Industri di Bali misalnya, ingin mengambil 100 anak untuk ikut program Kampus Merdeka di perusahaannya bisa dari PNB atau dari universitas lain,” tutur Nadiem.
Nanti biaya transportasi anak tersebut akan dibayar oleh pemerintah, bahkan fasilitatornya juga.
“Tetapi anak yang telah dilatih tersebut, bisa langsung direkrut oleh industri,” jelasnya.
Agar dipromosikan pada industri
Untuk memperluas jangkauan program ini, Mendikbud Ristek meminta agar pemangku kepentingan vokasi untuk ikut mempromosikan SMK-D2 kepada industri.
Karena dengan adanya kerja sama yang melibatkan industri dalam pendidikan, termasuk kurikulumnya, bisa mempermudah penyerapan tenaga kerja dari lulusan vokasi.
“Itu cara untuk menjamin perusahaan agar peduli. Kita peduli kelulusan kita diserap oleh industri,” tegas Nadiem.