Kemendikbud Buka Program Ayo Kursus, Solusi Masyarakat Putus Sekolah
KOMPAS.com – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) meluncurkan program “Ayo Kursus” yang menyasar 24.000 anak usia sekolah yang tidak bersekolah di bawah usia 25 tahun.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Anwar Makarim mengatakan program ini memberikan kesempatan kepada anak-anak usia sekolah atau putus sekolah, untuk kembali mendapatkan pendidikan.
“Upaya untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak usia sekolah atau putus sekolah, untuk kembali mendapatkan pendidikan, mereka harus kembali ke sekolah, salah satunya melalui program kursus dan pelatihan,” kata Nadiem secara daring, Rabu (22/9/2021), dirangkum dari laman Kemendikbud Ristek.
Nadiem menyebut, program Kecakapan Wirausaha (PKW) yang merupakan program inisiatif dari Ditjen Diksi menjadi bukti bahwa pendidikan vokasi adalah solusi terbaik yang dimiliki untuk memulihkan Indonesia.
Untuk itu, bagi masyarakat yang memenuhi syarat tersebut dan ingin meningkatkan kompetensinya melalui kursus dan pelatihan dengan berbagai pilihan jenis keterampilan sesuai minat dan bakat mereka, maka program ini menjadi salah satu solusi yang ditawarkan Kemendikbud Ristek.
Melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan, Ditjen Diksi, Kemendikbud Ristek membantu masyarakat agar tetap meningkatkan kualitas dirinya meski dalam situasi pandemi yang kurang menguntungkan.
Solusi kurangi pengangguran
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Triwulan 1 tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia turun 0,74 persen jika dibandingkan dengan Triwulan 1 tahun 2020 akibat pandemi Covid-19.
Kondisi tersebut disebabkan karena semakin bertambahnya angka pengangguran, banyak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap pekerja karena banyak perusahaan yang terpaksa tutup akibat terus menerus mengalami kerugian.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Wikan Sakarinto mengatakan dibutuhkan solusi bagi mereka agar tidak berada dalam status “menganggur ganda”, yakni tidak bisa melanjutkan kuliah maupun mendapatkan pekerjaan.
“Mereka justru didorong untuk mengembangkan diri dan bersiap pada era selanjutnya setelah pandemi, di mana gerbang-gerbang dunia kerja lebih terbuka namun persaingan tetap tinggi,” ungkap Wikan saat meresmikan peluncuran Ayo Kursus.
Sebagai solusi, program Ayo Kursus diintegrasikan dengan program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) yang tengah berjalan tahun 2021.
Calon peserta didik dapat mendaftar secara mandiri di aplikasi Ayo Kursus yang berbasis komputer pada tautan https://banper.binsuslat.kemdikbud.go.id/ayo_kursus/
Tautan tersebut secara sistem akan dihubungkan dengan lembaga kursus dan pelatihan (LKP) yang sudah ditetapkan dalam program PKK/PKW. Pada laman ‘Ayo Kursus’, calon peserta didik mengisi data diri, setelah dikurasi mereka dapat leluasa memilih kursus dengan jenis keterampilan sesuai bakat dan minat mereka, yang selanjutnya akan diarahkan ke LKP sesuai jenis keterampilan pilihan.
Dalam laporannya, Direktur Kursus dan Pelatihan, Wartanto menjelaskan bahwa program Ayo Kursus menarget sebanyak-banyaknya peserta didik sesuai kuota yang masih disediakan oleh program PKK/PKW, yaitu lebih dari 24.500 peserta di tahun 2021 dengan anggaran sekitar Rp 100 miliar untuk LKP di seluruh Indonesia.
“Baik program PKK maupun PKW merupakan program bantuan pemerintah untuk mendorong peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia, khususnya bagi anak usia sekolah yang tidak bersekolah untuk mendapatkan pendidikan keahlian dengan bantuan pemerintah dengan sertifikasi dan standar berbasis industri,” jelasnya.
Dengan program Ayo Kursus, kata dia, diharapkan kedua program PKK dan PKW juga dapat memberikan layanan secara tepat sasaran kepada mereka yang benar-benar membutuhkan dan sesuai target pengembangan SDM yang selama ini dilakukan.