Dokter Mata: 6 Tips Jaga Kesehatan Mata Anak Selama Belajar Daring

Dokter Mata 6 Tips Jaga Kesehatan Mata Anak Selama Belajar Daring

Dokter Mata 6 Tips Jaga Kesehatan Mata Anak Selama Belajar Daring

KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah wilayah membuat kegiatan pembelajaran masih harus dilakukan secara daring atau online. Tidak hanya itu, banyak kantor yang juga menerapkan sistem work from home (WFH) bagi karyawan.

Di tengah upaya menjaga kesehatan dari paparan virus corona, kondisi ini membuat orang lebih banyak menghabiskan waktu di depan gawai. Sementara, menatap layar terlalu lama menyebabkan mata cepat lelah, kering, bahkan menyebabkan kelainan pada mata.

Lantas, bagaimana cara menjaga kesehatan mata di era daring?

Dokter spesialis mata Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), Mohamad Nurdin menyebut bahwa menjaga kesehatan mata sangat diperlukan pada masa pandemi sekarang.

“Biasanya yang paling banyak di klinik itu banyak orangtua yang membawa anaknya dengan keluhan anak yang mengalami kabur penglihatan atau mata lelah, setelah diperiksa, kita diagnosis terkena miopi atau astigmatisma,” ungkap Nurdin seperti dikutip dari laman Unair News, Rabu (7/7/2021).

Berikut sejumlah cara yang bisa dilakukan orangtua untuk menjaga kesehatan mata selama anak belajar daring dan orangtua bekerja daring:

1. Atur jarak mata dan layar

Menurut Nurdin, penyebab mata lelah di era daring adalah durasi kerja jarak dekat yang cukup lama.

Ketika melihat dengan jarak dekat, mata akan mengalami penyesuaian untuk menerima bayangan yang jelas dari objek yang dilihat, maka otot pada mata akan mengalami kontraksi sehingga menyebabkan kelelahan pada mata.

Dalam hal ini, postur tubuh berpengaruh pada jarak ideal penggunaan gawai, biasanya yang paling umum adalah dengan jarak satu lengan atau sekitar 30-40 cm.

“Jarak yang baik antara mata dengan gawai itu tergantung postur tubuh sebenarnya, karena postur tubuh setiap orang pasti berbeda,” tuturnya.

2. Gunakan gawai dengan layar lebar

Nurdin menegaskan, penggunaan handphone tidak dianjurkan saat sekolah atau kerja dengan metode daring, karena handphone memiliki layar yang cukup kecil, sehingga hal itu menyebabkan otot mata lebih berkontraksi.

Selain itu, jarak penggunaan handphone terhadap mata juga relatif dekat dibandingkan dengan menggunakan komputer atau laptop.

“Usahakan tidak memakai handphone, tetapi menggunakan laptop atau komputer. Karena laptop atau komputer memiliki layar yang lebih besar dan jarak penggunaannya yang juga lebih jauh, sehingga itu mengurangi terjadinya astenopia atau mata kelelahan,” tuturnya.

3. Terapkan aturan 20

Aturan dua puluh merupakan aturan yang efektif untuk mencegah kelelahan pada mata. Arti dari aturan dua puluh yaitu, selama dua puluh menit melihat layar, kemudian dilanjut istirahat selama dua puluh detik dengan melihat sejauh dua puluh kaki.

“Saat melihat jarak jauh dengan jarak dua puluh kaki atau sekitar enam meter, otot-otot mata akan berelaksasi, sehingga hal itu membuat mata lebih rileks,” ungkapnya.

4. Frekuensi mata berkedip

Menurut Nurdin mata kering pada dasarnya ada dua prinsip, yang pertama karena produksi air mata yang berkurang, dan yang kedua terjadi peningkatan evaporasi atau penguapan air mata.

“Saat kita melihat sesuatu yang serius pada gadget, frekuensi berkedip akan berkurang, sehingga itu akan meningkatkan evaporasi air mata,” jelasnya.

Pada kebanyakan orang yang tidak memiliki penyakit sistemik, mata kering disebabkan oleh penguapan air mata yang meningkat, hal itu dikarenakan frekuensi kedipan hanya 4-6 kali tiap menit bahkan sampai 2 kali tiap menit saat melihat gadget, normalnya kedipan mata terjadi 14-16 kali tiap menit.

5. Atur cahaya gawai

Pada gawai terdapat bluelight yang dapat menyebabkan mata cepat lelah karena bluelight memiliki panjang gelombang yang lebih pendek.

Namun, pada gawai saat ini telah dilengkapi dengan bluelight filter atau night mode, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kenyamanan pada mata.

“Dari segi teknologi pun sebenarnya sudah membantu meringankan upaya menjaga kesehatan mata. Sehingga, saat membeli gawai kita bisa melihat ia ramah di mata atau tidak,” tandasnya.

6. Mengonsumsi Suplemen

Pada akhir Nurdin menjelaskan bahwa mengonsumsi suplemen untuk menjaga kesehatan mata bukan sebuah keharusan.

Namun, tergantung pada nutrisi yang masuk pada tubuh seseorang, jika nutrisi sudah dianggap baik, maka mengonsumsi suplemen tidaklah diperlukan.

“Sepanjang nutrisi kita sudah cukup untuk kesehatan mata, maka tidak perlu suplementasi dari luar, sehingga tergantung nutrisi kita sudah baik atau belum,” tutupnya.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/07/07/163029371/dokter-mata-6-tips-jaga-kesehatan-mata-anak-selama-belajar-daring?page=all#page2

Share