Bendungan Tertinggi di Indonesia akan Dibangun di Purworejo

bendungan purworejo

Purworejo – Pemerintah akan membangun bendungan di Purworejo, Jawa Tengah. Bendungan tersebut menjadi bendungan tertinggi di Indonesia.

Bendungan Bener akan menjadi yang tertinggi di Indonesia dengan ketinggian waduk sekitar 159 meter, panjang timbunan 543 meter dan lebar bawah sekitar 290 meter.

Kepala Satker Bendungan Bener dari BBWS Serayu Opak, Amos Sangka, menjelaskan bendungan Bener akan dibangun dalam beberapa tahap selama 5 tahun atau 60 bulan. Kawasan Bendungan Bener berada di atas lahan seluas 590 hektare atau setara 4.300 bidang yang terdiri dari 3.096 bidang masuk wilayah Purworejo dan selebihnya wilayah Kabupaten Wonosobo.

Sedikitnya 8 desa di Kabupaten Purworejo akan terdampak langsung mega proyek yang menghabiskan APBN sekitar Rp 4 triliun itu. Adapun 7 desa berada di Kecamatan Bener yakni Wadas, Bener, Kedung Loteng, Laris, Limbangan, Guntur, dan Karangsari, sedangkan 1 desa lainnya berada di Kecamatan Gebang yakni Desa Kemiri.

“Bendungan ini berada di sepanjang Sungai Bogowonto, untuk lokasi asdam berada di Desa Guntur, kata Amos ketika dihubungi detikcom, Rabu (7/11/2018).

Sebanyak 1.421 bidang tanah bakal dibebaskan dalam pengadaan tanah pembangunan Bendungan Bener tahap pertama. Sejumlah bidang tanah itu berada di 4 desa wilayah Kecamatan Bener, yakni Desa Guntur, Karangsari, Bener, dan Kedung Loteng.

Lahan yang dibebaskan pada tahap pertama akan digunakan sebagai akses jalan, genangan dan bendungan, dispoal, kantor, dan jalan inspeksi, serta jalan quarry. Setelah proses pembebasan tanah tahap pertama rampung, pembangunan akan dimulai dengan pembersihan lahan dan pembukaan akses jalan.

“Setelah tahapan tersebut selesai dilanjutkan dengan proses auidt oleh BPK, hingga pembebasan tanah dengan sistem ganti rugi. Adapun pembayarannya dilakukan oleh Kementerian Keuangan melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN),” lanjutnya.

Sebagian besar lahan yang akan digunakan untuk pembangunan bendungan merupakan kawasan hutan, ladang dan sawah. Sedangkan rumah warga yang terdampak hanya sekitar belasan.

“Untuk data pasti berapa tempat ibadah dan rumah yang terdampak kami belum mengetahuinya karena masih tahap pembebasan tanah, tapi perkiraan tidak banyak rumah yang terkena karena sebagian lahan yang dipakai merupakan kawasan hutan, ladang atau sawah. Untuk makam juga hanya beberapa dan nanti akan kami pindahkan sesuai kesepakatan,” imbuh Amos.

Air dalam bendungan nantinya akan digunakan untuk melayani area irigasi seluas 15.519 hektare serta suplai air baku sebesar 1500 liter/detik untuk Kabupaten Purworejo, Kebumen, dan Kulonprogo. Selain itu, bendungan juga akan difungsikan PLTA untuk menyuplai energi listrik sebesar 6 MW.

“Bendungan juga akan menjadi lokasi wisata, area perikanan dan konservasi DAS Bogowonto bagian hulu. Pembangunan ditargetkan akan dimulai akhir tahun 2018 ini, tetapi bergantung kecepatan tim pembebasan tanah,” tutupnya.

 

sumber : news.detik.com

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *