Batu Diduga Prasasti Langka Peninggalan Abad Ke-9 Ditemukan Di Tawangmangu
Solopos.com, KARANGANYAR – Batu prasati diperkirakan dari abad ke-9 atau abad ke-10 Masehi ditemukan di Dusun Dukuh, Desa Karanglo, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar.
Berdasarkan foto dokumentasi yang dimiliki Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Karanganyar, pada batu prasati terdapat tulisan diduga menggunakan huruf dan bahasa Jawa kuno.
Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disdikbud Kabupaten Karanganyar, Sawaldi, menyampaikan hasil analisis epigraf dari tim ahli cagar budaya (TACB) Kabupaten Sragen, Goenawan.
“Tulisan huruf Jawa kuno dan bahasa Jawa kuno. Diperkirakan dari abad 9-10 masehi. Berdasarkan bentuk huruf. Itu berdasarkan analisis epigraf, Goenawan. Dugaan lain, itu berasal dari masa klasik atau masa Hindu-Budha,” kata Sawaldi saat berbincang dengan wartawan di ruang kerjanya, Rabu (25/11/2020).
Hasil analisa juga menyebut bahwa batu prasasti yang ditemukan di Tawangmangu tersebut langka. Pertimbangannya adalah batu prasasti itu satu-satunya yang ditemukan di Karanganyar. Sawaldi mengaku berencana menggandeng epigraf senior untuk meneliti tulisan di batu tersebut.
“Kami sudah konsultasi. Hari ini [batu prasati] kami bersihkan lagi, Kami foto ulang sesuai arahan ahli. Kami penasaran dengan isi tulisan tersebut. Sayang kalau tidak bisa diterjemahkan. Penting diketahui agar tahu apa ceritanya,” tutur dia.
Sayangnya, menurut Sawaldi, kondisi batu prasati itu sudah aus karena cuaca dan perubahan suhu. Oleh karena itu tim terkait berupaya menyelamatkan. Salah satunya dengan pembersihan jamur. Sebagai informasi, batu prasasti menjadi salah satu dari 29 objek yang direkomendasikan menjadi benda cagar budaya (BCB).
“TACB kan merekomendasikan batu prasasti sangat layak ditetapkan BCB oleh Bupati. Selain itu, TACB juga menyarankan objek tersebut segera diselamatkan dan diamankan. Bahkan TACB menyarankan batu prasasti diletakkan di museum,” tutur dia.
Penyimpanan
Sayangnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar belum memiliki tempat yang disebut sebagai museum untuk menyimpan BCB maupun diduga cagar budaya. Saat ini, Disdikbud Karanganyar terpaksa menyimpan sejumlah benda antefiks atau hiasan bagian luar bangunan pada lemari di ruang Bidang Kebudayaan.
Benda-benda yang dimaksud antefiks kala, antefiks flora, kemuncak candi, kemuncak pagar langkan, dan hiasa pagar langkan. Seluruh benda itu ditemukan di area makam di Dusun Dadakan, Desa Pulosari, Kecamatan Kebakkramat. Benda itu diduga terkait dengan candi sekitar abad ke-15 Masehi dan bergaya Jawa Timuran.
“Bisa jadi di lokasi tersebut ada reruntuhan candi. Nah benda-benda ini kami bawa ke kantor atas koordinasi dengan pemerintah desa setempat. Kami kan harus bekerja sama dengan desa untuk menjaga benda tersebut. Kalau tidak mau ya kami bawa ke kantor supaya tidak hilang,” tutur dia.