6 Kampus Indonesia Jalin Kerja Sama Riset dengan Norwegia

6 Kampus Indonesia Jalin Kerja Sama Riset dengan Norwegia

6 Kampus Indonesia Jalin Kerja Sama Riset dengan Norwegia

KOMPAS.com – Enam universitas Indonesia berhasil mendapat dana penelitian Pemerintah Norwegia. Dana tersebut dikucurkan badan Norwegian Agency for Development Cooperation (Norad).

Keenam kampus berhasil mendapat dana ini adalah Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Teknologi Bandung (ITB), Universitas Pertanian Bogor (IPB), Politeknik Negeri Pontianak, Universitas Nusa Cendana, Universitas Bangka Belitung.

Duta Besar RI untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Islandia Todung Mulya Lubis mengungkapkan rasa bangganya atas keberhasilan keenam universitas meraih pendanaan dari program NORHED II.

“Norwegia memiliki banyak jenis pendanaan untuk proyek penelitian yang bisa dimanfaatkan,” ujar Todung melalui rilis resmi (24/12/2020).

KBRI Oslo menyampaikan dukungan dan komitmen dalam menjembatani pembentukan kerja sama antara universitas di Indonesia dan Norwegia, serta Islandia, dalam berbagai bentuk, termasuk kolaborasi riset melibatkan sejumlah universitas.

“Saya terus mendorong universitas-universitas di Indonesia untuk berkolaborasi dalam penelitian untuk pengembangan demi memperkuat kapasitas lembaga pendidikan tinggi, untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas lebih tinggi, penelitian yang lebih banyak dan berkualitas lebih tinggi, serta pendidikan tinggi yang lebih inklusif,” ujarnya.

Kolaborasi riset Indonesia-Norwegia Lebih jauh dijelaskan, Norwegian Agency for Development Cooperation berada di bawah Kementerian Luar Negeri Norwegia dan membuat program khusus, Norwegian Program for Capacity Development in Higher Education and Research for Development atau “NORHED II: Call for Proposals”.

Koordinator program NORHED, Jeanette da Silva mengatakan pihaknya menerima 199 proposal dan hanya ada 60 proposal yang berhasil didanai dengan jumlah total yang diajukan sebesar 3,1 miliar krona Norwegia (NOK) atau setara Rp.4,9 triliun.

Namun untuk anggaran proposal yang akan didanai mencapai 1,1 miliar NOK atau sekitar Rp 1,8 triliun. “Karena persaingan yang tinggi dan pendanaan yang terbatas, banyak proyek yang relevan dan berkualitas tinggi telah ditolak,” ungkapnya.

Semua proyek penelitian ini memiliki jangka waktu kerja sama antara tiga hingga enam tahun yang dibagi dalam beberapa tim dengan subtema berbeda.

Untuk kampus UGM, Politeknik Negeri Pontianak, Universitas Nusa Cendana, dan Universitas Bangka Belitung akan bekerjasama dengan Norwegian University of Science and Technology (NTNU).

Proyek dikerjakan memiliki subtema “Perubahan Iklim dan Sumber Daya Alam” dan berjudul “Citizens Participations in Resource Governance and Sustainable Transition”. Dana yang di dapatkan sebesar 20 juta NOK atau sekitar Rp 32,6 miliar, selama periode enam tahun.

Sementara itu, pendanaan sebesar 18.132.720 NOK atau sekitar Rp 29,5 miliar untuk periode enam tahun berhasil didapatkan untuk proyek “Manajemen Sumber Daya Laut Pesisir Berbasis Ekosistem” atau “Ecosystem-based Management of Coastal Marine Resources.”

Kampus mengerjakan subtema ini adalah Institut Pertanian Bogor, Universitas Arktik Norwegia, Universitas Cape Coast Ghana dan Universitas Nha Trang Vietnam.

Terakhir, untuk subtema “Politik dan Tata Kelola Ekonomi” dalam proyek “Enhancing Lean Practices in Supply Chains: Digitalization” dikerjakan Institut Pertanian Bogor, University of Stavanger Norwegia, University of Moratuwa Sri Lanka dengan dana hibah 9.916.556 NOK atau sekitar Rp 16 miliar untuk 3 tahun.

Portofolio tergabung di NORHED II mencakup 32 negara dan 100 lembaga mitra di Afrika, Asia dan Amerika Latin.

Mitra Norwegia termasuk 11 institusi perguruan tinggi, di antaranya; Norwegian University of Life Sciences (NMBU) dan Norwegian University of Science and Technology (NTNU). Kampus Norwegia lainnya, ada Universitas Bergen (UiB), Universitas Oslo (UiO).

Semua kampus ini, terlibat dalam jumlah tertinggi proyek penelitian. Untuk Afrika, jumlah proyek terbanyak diperoleh Uganda, Tanzania, Ethiopia dan Malawi. Sementara, wilayah Asia, Nepal memiliki jumlah proyek tertinggi. Untuk Amerika Latin, proyek terbanyak dimenangkan Kolombia.

https://edukasi.kompas.com/read/2020/12/28/131929971/6-kampus-indonesia-jalin-kerja-sama-riset-dengan-norwegia?page=all#page2

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *