5 Keterampilan Ini Penting Dimiliki Pelajar dan Mahasiswa untuk Masa Depan
KOMPAS.com – Menghadapi bonus demografi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud) menyampaikan ada 5 keterampilan penting dimiliki siswa untuk agar dapat berhasil di masa depan.
Melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), Kemendikbud menjelaskan pelajar dan mahasiswa merupakan bagian dari usia produktif yang perlu mempersiapkan diri.
“Insan Dikti dan mahasiswa Indonesia yang menjadi bagian dari usia produktif perlu menyiapkan diri sejak dini dengan mengasah dan meningkatkan keterampilan 5C,” tulis Ditjen Dikti pada Senin (2/11/2020) lewat akun Instagram resminya.
Masa bonus demografi merupakan keadaan di mana jumlah penduduk berusia produktif (15 hingga 64 tahun) lebih besar daripada penduduk berusia tidak produktif (65 tahun ke atas).
Mulai tahun ini, Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Indonesia memasuki masa bonus demografi sampai 2035.
Jumlah penduduk usia produktif pun mencapai hampir 70 persen dari total penduduk di Indonesia.
Dengan kondisi demografi ini, negara mendapatkan “bonus” atau keuntungan dalam ekonomi melalui peningkatan pendapatan per kapita atau rata-rata pendapatan penduduk suatu negara (akumulasi aset).
Demi memanfaatkan masa bonus demografi sebaik-baiknya, pelajar dan mahasiswa dapat mempersiapkan keterampilan 5C yang penting agar dapat bersaing secara global.
“Untuk menyambut masa bonus demografi Indonesia, perlu disikapi dengan menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan keterampilan-keterampilan agar siap bersaing secara global,” imbuh Ditjen Dikti.
Berikut ini merupakan lima keterampilan utama yang perlu dimiliki pelajar dan mahasiswa pada 2020.
1. Pemecahan Masalah (Complex Problem Solving) Di masa yang akan datang, kemajuan teknologi akan semakin canggih untuk menggantikan pekerjaan manusia.
Banyak industri pun akan memakai mesin-mesin yang lebih cerdas dari manusia.
Maka dari itu, Ditjen Dikti menghimbau siswa dan mahasiswa untuk memiliki keterampilan dalam menciptakan teknologi dan memanfaatkannya untuk menyelesaikan masalah, bukan membuat masalah baru.
2. Berpikir Kritis (Critical Thinking) Dengan berpikir kritis dan analitis, siswa dan mahasiswa dapat memanfaatkan teknologi di era modern untuk bersifat evaluatif.
“Selain karena Insan Dikti yang mengarahkan teknologi tersebut, tetapi juga bersikap evaluatif atas sebuah teknologi,” imbuh Ditjen Dikti. Memiliki kemampuan berpikir kritis juga dapat menghindarkan diri dari informasi hoaks.
3. Kreativitas (Creativity) Keterampilan kreativitas dibutuhkan siswa dan mahasiswa secara penuh supaya dapat menghadirkan inovasi-inovasi untuk masa depan.
Dalam persaingan usaha pun, kreatif dan inovatif merupakan kata kunci membangun bisnis.
4. Berkoordinasi dengan orang lain (Coordinating with Others) Dalam memecahkan masalah, seseorang tidak bisa bekerja untuk menyelesaikannya sendiri.
Terkadang dibutuhkan juga ahli di luar bidang yang siswa dan mahasiswa geluti untuk mendapatkan solusi.
“Keterampilan ini sangat dibutuhkan terkhusus bagi Insan Dikti yang bekerja dalam tim. Berkoordinasi adalah salah satu kunci penting keberhasilan,” ungkap Ditjen Dikti.
5. Fleksibilitas Kognitif (Cognitive Flexibility) Fleksibilitas kognitif merupakan kemampuan seseorang dalam berpikir yang diikuti dengan tindakan sesuai dengan situasi yang dihadapi.
Ditjen Dikti menjabarkan, keterampilan ini membutuhkan kreativitas, penalaran logika, dan sensitivitas terhadap suatu masalah.
“Lebih jauh, keterampilan ini menuntut Insan Dikti untuk dapat menyesuaikan komunikasi dengan lawan bicara secara kritis,” pungkasnya.